Seminggu ini, saya agak murung, tapi bisa senyum-senyum. Saya catat hampir 30 pengunjung blog ini dalam sepekan terakhir kebanyakan orang yang nyasar. Dan mereka nyasar untuk hal yang membikin saya murung. Blog saya ternyata diketemukan orang lewat kata-kata : inul, inul daratista, inul telanjang, payudara, ukuran p*&&$, seks, dan sejenisnya.
Kata-kata ini, di komputer kantor saya jelas tak bisa dibuka di situsnya. Kata-kata yang mengandung pornografi semacam teen, adult, k**n%$, m&*^^ (maaf, saya menyensor sendiri tulisan ini), yang konon adalah kata yang paling banyak dicari oleh para peselancar, tak ada tempat di komputer-komputer kerja.
Meski saya bisa senyum-senyum karena ternyata blog saya dibaca orang, meski semula mereka punya niat bejat. Seorang teman meledek bahwa blog saya sudah berubah jadi blog “syuur ah”. Padahal, saya menuliskan Inul karena ia fenomenal, atau menuliskan judul seks karena ingin berbagi pengalaman tentang pengetahuan seks yang masih tabu itu. Atay saya bercerita tentang Cindy yang mengaku rela dibayar dengan traktiran suatu malam. Atau saya tulis Kramat Tunggak, waktu menyaksikan Aa Gym dikerubungi ibu-ibu.
Tapi, saya tak kapok menulis tentang hal ihwal yang berhubungan dengan kebutuhan manusia paling dasar itu. Karena seks, dan pronografi adalah anak kandung lansekap bernama kota, dan ibu kandung internet. Maka, kepada para peselancar, saya ucapkan selamat datang. Maaf, jika tulisan di blog ini ternyata mengecewakan Anda.
UPDATE. Inul sudah masuk Time. Klik di sini