MUDIK SEBAGAI RUKUN ISLAM KE-6

Twitter
Visit Us
Follow Me
LinkedIn
Share
RSS
Follow by Email

DI sini, mudik sudah jadi rukun Islam yang keenam. Lebaran tak sempurna kalau tak mudik. Sensasinya bisa mengalahkan keruwetan jalanan.

Kita bisa tahan menempuh kemacetan hanya karena ingin pulang. Dan saya begitu gembira mudik kali ini.

Tapi apa arti pulang sekarang? Kalau menyebut pulang orang bisa mengartikannya pada dua soal: pulang ke rumah kontrakan sehabis kerja; dan pulang dalam konteks mudik itu. Jakarta mungkin memang jadi rantau yang asing. Kita malas balik lagi setelah melewati 1 Syawal.

Apapun lah. Ini kali hari sudah tak enak. Saya sudah mencium aroma rumah yang masih terpisah 15 jam. Selamat mudik. Selamat lebaran.

Author: Bagja Hidayat

Wartawan majalah Tempo sejak 2001. Mendirikan blog ini pada 2002, karena menulis seperti naik sepeda: tak perlu bakat melainkan latihan yang tekun dan terus menerus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Enjoy this blog? Please spread the word :)