PUISI-PUISI

Twitter
Visit Us
Follow Me
LinkedIn
Share
RSS
Follow by Email

SERENADE

jika engkaukah itu
yang tegak di muka pintu
katakanlah, engkau cinta
kepada kata
kepada cuaca dan gema
agar tak ada lagi duka

jika engkaukah itu
yang membawa rindu ungu
tunjukkanlah, engkau setia
kepada Usia
kepada suara yang palsa
agar tak ada lagi justa

2000

29 MEI

pada malam genting itu, perempuan
ruang menyempit dan kota jadi asing
kudengar gagak dari lorong yang hening
ini kali hari pembantaian?

tapi, tapi kaudatang dari tasik yang jauh
–seperti sebuah lagu fals tahun 80
ketika bulan utuh langit kian jenuh
menjemput kenangan yang kelak runtuh?

2008

KEPADA SIAPA

kepada siapa hujan kutitipkan
mungkin pada pagi
kepada siapa dingin kukabarkan
barangkali pada sunyi
kepada siapa sendiri kusandarkan
mungkin pada janji
kepada siapa puisi ini kunyanyikan

jika rindu tak jemujemu menghampiri

2000

KUKEMBALIKAN ENGKAU

Kukembalikan engkau pada sepi
pada gema yang pudar digubah puisi
pada purnama yang tegak sendiri
setelah kemarau sengit sebuah Juni

Jangan nangis. Sebab senja segera rimis
ketika cahaya kisut malam meningkap kabut
Adakah yang lebih sendiri
dari susut akasi musim semi?
Adakah yang paling pilu
dari keretak jarum-jarum waktu?

Maka Kuhantarkan engkau pada sunyi
setelah kita tempuh cinta yang rumit ini

1998

Author: Bagja Hidayat

Wartawan majalah Tempo sejak 2001. Mendirikan blog ini pada 2002, karena menulis seperti naik sepeda: tak perlu bakat melainkan latihan yang tekun dan terus menerus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Enjoy this blog? Please spread the word :)