TAMAN yang bisu, bangku-bangku kosong, tak ada deru klakson atau anak yang meniup harmonika. Burung-burung menjauh ke langit jenuh. Cuaca pun kesumba ketika udara menggetarkan bulu-bulu mata. Bahkan bunga-bunga ini, cintaku, tak lagi menghadang gerimis yang jadi kuning.
Kita pernah duduk di sini, menaja duka yang datang tiba-tiba. Barangkali memang tak ada yang kekal, kecuali sehimpun doa–seperti kau percaya bahwa lupa kelak membebaskan kita.
semoga semuanya baik-baik saja
hi, mas roi. tentu saja baik. itu catatan 2008 🙂
add saya juga ya mas.. 🙂
simple tapi kren. Hehe
Thanks